Sinopsis The Moon That Embracing The Sun Episode 03 - Yeon Woo dan Bo Kyung dibawa masuk ke dalam istana untuk menjadi teman bermain dan teman belajar putriM in Hwa. Nok Young melihat melihat mereka berdua dan tahu kalau Yeon Woo adalah bulan yang harus dilindunginya sedangkan Bo Kyung adalah bulan yang gelap yang penuh energi jahat. Kedekatan Yeon Woo dengan matahari bisa menghancurkan keluarganya, tapi ia juga ditakdirkan untuk berada di sisi matahari.
Mereka berdua mengkonfirmasi kalau mereka datang untuk menjadi teman main Putri Min Hwa. Sebelum masuk ke dalam istana. Nok Young memandang mereka lagi untuk terakhir kali.Nok Young menghadap Ibu Suri dan melapor kalau ia sudah menyelesaikan tugas yang diberikannya kepadanya. Ibu Suri bertanya pada Nok Young untuk melihat keberuntungan Bo Kyung dan Yeon Woo atau dengan kata lain untuk melihat yang mana yang akan cocok menjadi ratu.
Yeon Woo dan Bo Kyung menunggu kedatangan putri Min Hwa. Mereka duduk berjauhan dan merasa tidak nyaman satu sama lain. Akhirnya Yeon Woo yang memulai bicara, ia menyarankan kalau mereka melupakan apa yang telah terjadi. Bo Kyung yang telah terbiasa dilatih ayahnya, mengingat peringatannya untuk tidak membuat musuh di istana, atau paling tidak tidak membiarkan perasaannya yang sebenarnya terlihat dari luar. Ia pun tersenyum dan setuju. Ia menambahkan kalau ia menyesal dengan kejadian hari itu.
Yeon Woo merasa lega. Ia pun memegang tangan Bo Kyung sebagai tanda kalau mereka berteman. Bo Kyung merasa tidak suka ketika tangan mereka bersentuhan, tapi menyembunyikan perasaannya dan tersenyum pada Yeon Woo.
Hwon berjalan mondar-mandir dan akhirnya berhenti serta memandang tanaman yang dihadiahkan Yeon Woo. Ia merasa kalau pertumbuhan tanaman itu sangat lambat. Ia penasaran tanaman apa itu.Karena tidak sabar, maka ia ingin mencari Yeon Woo supaya ia bisa bertanya tanaman apa itu.
Kasim Hyung Sun melaporkan identitas teman-teman baru putri Min Hwa. Hwon sudah menduga kalau Yeon Woo salah satu diantara mereka. Ketika Kasim Hyung Sun memberitahunya, ia pun tersenyum lebar dan mendesah betapa bagus namanya. Kasim Hyung Sun berkata kalau kelihatannya Hwon menyukai seseorang. Hwon memegang tangan Kasim Hyung Sun dan berkata kalau hanya Kasim Hyung Sunlah yang dimilikinya dan meminta tolong dengan nada yang putus asa. Kasim Hyung Sun, “Pangeran, Tidaaaaak!”
Kasim Hyung Sun menekankan kenapa itu tidak bisa dilakukan. Sangat tidak mungkin seorang putra Mahkota bertemu secara diam-diam dengan seorang gadis yang belum menikah di dalam istana. Hwon memotong perkataannya dengan sebuah peringatan, evaluasi kinerja. Ia mengingatkan siapa yang membantunya ketika ia gagal dalam penilaian kinerjanya. Dan siapa yang membantunya belajar? Siapa juga yang membantu promosinya? Kasim Hyung Sun hanya bisa menelan ludah.
Hwon menulis surat untuk memberitahu Yeon Woo bahwa ia sangat senang ketika mendengar ia datang ke istana dan ia akan mengirim seseorang kepadanya segera. Hyung Sun menyuap pelayan Putri Min Hwa untuk memasukkan pesan itu kepada Yeon Woo. Pelayan itupun memasukkannya ke dalam tas sulaman Yeon Woo.
Ratu Han duduk bersama Yeon Woo dan Bo Kyung, ia menyambut kedatangan mereka di istana. Ratu Han terlihat anggun dan sopan. Ia menilai keduanya dan merasa kalau mereka pantas menjadi teman bermain putri Min Hwa. Tiba-tiba putri Min Hwa datang dan langsung duduk didepan mereka. Ia bertanya, “Siapa diantara kalian adik dari Sarjana Heo?”
Yeon Woo pun mengaku kalau ia adik Yeom. Putri Min Hwa langsung berkata kalau ia cantik seperti Yeom dan memberinya hadiah. Bo Kyung memandang mereka dengan penuh kecemburuan.
Kedua gadis itu kemudian menghormat secara resmi dihadapan Ibu Suri, Ratu Han dan Selir Park. Dari balik layar, Nok Young melihat mereka berdua untuk membaca masa depan mereka sesuai perintah Ibu Suri. Ia sekarang tambah yakin kalau keduanya adalah dua bulan.
Yang Myung akhirnya datang ke istana. Hwon sangat senang. Ia langsung memeluk kakaknya dan kaget ketika mendengar Yang Myung adalah teman baik Yeom yang juga akan ditemuinya.
Hwon merasa kecewa ketika tahu kalau jadwalnya yang sibuk menyebabkannya tidak bisa duduk san mengobrol dengan kakaknya. Jadi ia membuat sebuah rencana, kakaknya harus bergabung dengan mereka, bermain sepak bola. Pertandingan antara tim biru melawan tim merah. Yeom, Yang Myung serta Hwon ada di tim biru, sedangkan Woon ada di tim merah.
Woon diperkenalkan sebagai sarjana terbaik di bidang ilmu beladiri. Hwon teringat ketika ia berbohong pada Yeon Woo kalau kakaknya sarjana terbaik di bidang beladiri. Hwon pun tertawa dan memberitahu Woon, “Kau adalah pria yang nyaris jadi kakakku.”
Ketika sedang menyulam, Yeon Woo menemukan surat dari Hwon dan membacanya. Lucunya, ia mendengar kata-kata itu dengan nada yang marah. Yeon Woo masih mengira kalau Hwon marah padanya karena ia lancang. Yeon Woo benar-benar tidak sadar kalau Hwon menyukainya. Ketika Hwon menulis kalau ia tidak bisa tidur karena mendengar Yeon Woo akan datang ke istana, Yeon Woo malah membayangkan Hwon menggeram dengan gigi terkatup, “Aku akan segera mengirim seseorang, jadi kita akan segera bertemu.”
Putri Min Hwa bosan menyulam, jadi ia menyeret Yeon Woo keluar untuk bermain. Bo Kyung mengikuti mereka, tapi ia kemudian teringat surat Yeon Woo. Ia kembali masuk kedalam dan membacanya. Surat itu ditandatangani dengan nama Lee Hwon.
Min Hwa mengajak Bo Kyung serta pelayannya bermain. Hyung Sun menggunakan kesempatan ini untuk mendekati Yeon Woo, ia berpura-pura seperti pembawa pesan dan bertanya apa ia adik Yeom. Karena berpikir ia akan mendapat masalah, maka Yeon Woo pun berbohong dan berkata kalau ia bukan adik Yeom. Hyung Sun menjadi bingung karena Yeon Woo sangat mirip dengan Yeom
Min Hwa melihat Hyung Sun mengendap-endap dan kemudian menariknya sebelum ia bisa melarikan diri dan bertanya dimana Yeom. Hyung Sun menyahut kalau Yeom sedang bermain sepakbola, Putri Min Hwa pun mendapatkan ide.
Ketiga gadis itu pun pergi menonton pertandingan sepakbola dan Putri Min Hwa langsung bisa melihat Yeom. Min Hwa memandang Yeom sedangkan Yeon Woo manatap Hwon yang sedang merayakan kemenangannya. Bo Kyung juga melihat Hwon, ambisinya untuk menjadi ratu pun menjadi lebih besar.
Ibu Suri menanyai Nok Young tentang hasil evaluasinya. Ibu Suri merasa senang mendengar ramalannya kalau Bo Kyung yang akan menjadi ratu. Nok Young meninggalkan tempat itu dengan heran, “Apa takdir itu lelucon? Orang yang pantas menjadi ratu malah ditakdirkan tidak bisa menjadi ratu, sedangkan orang yang tidak pantas malah bakal menjadi ratu.
Nok Young berpikir, “Dua bulan dan dua matahari……..dan bau kematian.”
Saat bermain, secara tidak sengaja, Hwon tersandung salah satu pemain dan terjatuh ke tanah. Semua orang kaget dan menahan napas. Seorang prajurit menyuruh pemain yang ketakutan itu untuk ditangkap, tapi Hwon melarangnya dan berkata kalau mereka harus bermain secara adil dan tidak ada seorang pun yang sengaja menyingkir dari jalannya atau dengan sengaja membiarkannya mendapatkan bola. Yeon Woo pun merasa terkesan.
Seorang dayang istana datang dan mendesak putri Min Hwa untuk kembali ke kediamannya. Putri Min Hwa tidak khawatir karena ia tahu kalau ayahnya sangat mencintainya. Ketiga gadis itu kemudian berpaling pergi. Yeon Woo memandang lapangan itu untuk terakhir kalinya dan Yang Myung tersenyum dengan gembira ke arahnya, hanya saja ia kemudian tersadar kalau Yeon Woo memandang Hwon yang ada dibelakangnya.
Yang Myung merasa kecewa dan berpikir, “Aku tidak peduli jika semua orang jadi bawahan Putra Mahkota, asalkan kau menjadi milikku.”
Rombongan Putri Min Hwa bertemu dengan rombongan Raja Seongjo. Putri Min Hwa pun langsung bercerita dengan gembira pada ayahnya kalau sekarang ia punya teman, khususnya ia sangat menyukai Yeon Woo. Sebagai akibatnya, semua menjadi tegang, terutama ayah kedua gadis itu. Menteri Yoon merasa kalau putrinya dikesampingkan, sedangkan Menteri Heo merasa kalau ada bahaya yang mengancam putrinya karena terlalu disukai Putri Min Hwa.
Raja Seongjo meminta kedua gadis itu untuk berteman baik dengan putri Min Hwa dan memberikan wejangan dengan menggunakan kiasan tentang pohon di istana, “Jika kau terlalu banyak berbicara, maka bisa membuatmu rugi.”. Ia bertanya apa mereka mengerti maksud perkataannya. Bo Kyung meminta maaf dan berkata kalau ayahnya mengajarinya kalau ilmu pengetahuan dan politik itu hanya untuk laki-laki sedangkan wanita hanya mengurus rumah tangga. Raja menganggap jawaban Bo Kyung bisa diterima.
Ia kemudian bertanya pada Yeon Woo yang menjawab dengan benar, perkataan raja tadi berarti kalau ia tidak boleh mengatakan jenis pohon yang ada di istana bahkan yang ada didekatnya pun tidak boleh, atau dengan kata lain kita tidak boleh membocorkan masalah-masalah yang ada di istana. Raja pun memuji mereka berdua dan mengulang perkataannya untuk tidak membocorkan masalah-masalah yang ada di dalam istana.
Yang Myung menemui ayahnya dan memberikan salam, tapi Raja hanya meresponnya dengan acuh tak acuh. Ia membungkuk seperti orang biasa dan memanggilnya Yang Mulia. IA ingat kalau ia dilarang untuk menemuinya.
Ia datang untuk memohon sesuatu padanya, permohonan pertama dan terakhir. Ia mengaku kalau ada seorang gadis yang disukainya. Jika raja sudah mempersiapkan perkawinannya, ia ingin Raja tahu gadis pilihannya. Yang Myung menunduk dan memejamkan matanya, menunggu penolakan ayahnya. Tapi Raja malah menanyakan nama gadis yang disukainya. Yang Myung tergagap dan memberitahu kalau namanya Heo Yeon Woo dengan penuh pengharapan. Raja berkata kalau ia akan mempertimbangkannya.
Yang Myung pun merasa sangat gembira dan berterimakasih kepada Raja. Ketika Yang Myung sudah keluar, raja bergumam kalau Yang Myung menjadi orang yang penakut. Ia hanya menyuruhnya berhati-hati jika datang ke istana, bukan berarti ia tidak boleh datang sama sekali. Kelihatannya raja Seongjo juga menyayangi Yang Myung, walaupun ia bersikap dingin kepadanya.
Sore itu, keluarga Heo berkumpul dan bertanya pada Yeon Woo bagaimana hari pertamanya di istana. Yeon Woo menjawab, “Sangat menyenangkan.” Ibunya heran ia hanya menjawab sesingkat itu. Tapi Yeon Woo tidak mau menjelaskan lebih lanjut, ia pun berkata kalau berbicara terlalu banyak itu tidak bijaksana. Ayahnya pun tertawa lebar.
Yeon Woo dan ayahnya pun jadi saling memuji. Ibunya merasa tersisih, jadi ia pun berpaling ke arah Yeom dan berkata kalau putranya yang paling tampan..
Yeon Woo menemukan Seol sedang berada di luar sedang berlatih ilmu pedangnya. Ia meminta saran tentang seseorang yang dikirimi surat oleh seseorang dan ia tidak mengerti artinya. Ia menceritakan tentang kata-kata Hwon yang akan mengirim seseorang untuknya. Seol yang terlalu suka dengan ilmu beladiri langsung menjawab kalau itu terdengar seperti ancaman.
Yeon Woo mengaku kalau ia berbohong ketika utusan itu datanng. Seol pun berkata kalau itu hal terburuk yang pernah dilakukannya. Ia telah membuktikan kalau ia pengecut dan pembohong.
Ketika Yeon Woo berpikir, ia membayangkan Hwon ada di halamannya lagi. Hwon menatapnya sambil tersenyum, bertanya jika Yeon Woo benar-benar berpikir kalau ia mengancamnya. Hwon bertanya apa Yeon Woo mau bertemu dengannya. Dengan malu-malu, Yeon Woo berkata kalau ia ingin menemuinya.
Yeon Woo bertanya apa Hwon akan mengirim utusannya lagi, tapi bayangan Hwon menghilang.
Menteri Yoon tidak senang dengan apa yang telah terjadi di istana dan bertanya pada Bo Kyung apa ia sudah melakukan hal yang salah. Bo Kyung menjawab dengan marah kalau semua orang berada disisi Yeon Woo. Putri Min Hwa juga langsung menyukainya karena ia adik Yeom. Bahkan seorang kerabat istana mengiriminya surat.
Menteri Yoon bertanya siapa dan Bo Kyung menjawab kalau namanya Lee Hwon.
Menteri Yoon memberitahu Ibu Suri tentang hal ini. Ia merasa geli karena Hwon mulai menyukai seorang gadis, tapi ia juga melihat kalau Menteri Heo mulai menjadi hambatan bagi tujuan mereka. Ia meremehkan perasaan Hwon, tapi Menteri Yoon melihatnya sebagai ancaman karena Raja juga mulai menunjukkan kalau ia menyukai Yeon Woo. Ia pun mendesak Ibu Suri untuk mempercepat rencana mereka menikahkan Bo Kyung dengan Hwon. Jika Hwon menikahi orang luar, maka kekuasaan dan pengaruh keluarga mereka akan berkurang.
Keesokan harinya , Bo Kyung datang ke istana dengan tekad baru. Semalam ia sudah meminta tolong pada ayahnya supaya membantunya agar bisa tinggal di istana. Ia akan menemukan cara untuk mendekati Putri Min Hwa. Saat ia masuk, Hyung Sun mencegatnya. Ia mengira kalau Bo Kyung adalah Yeon Woo karena kemarin Yeon Woo berbohong padanya. Hyung Sun berkata kalau ia akan membawanya bertemu dengan Putra Mahkota secara diam-diam, tentu saja Bo Kyung langsung mematuhinya.
Hwon menunggu di tempat pertemuan rahasianya, ia bahkan berlatih untuk berpaling dan tersenyum untuk mengesankan Yeon Woo. Ia juga terkikik ketika menunggu. Ketika mendengar suara langkah kaki, ia kembali ke posisi semula.
Hwon tidak menengok saat ia berkata pada Bo Kyung karena ia mengira itu Yeon Woo. Ia memberitahu Bo Kyung kalau ia adalah putra Mahkota, kemudian menengok ke arahnya, tapi Bo Kyung membungkuk terlalu rendah sedangkan Hwon sangat gugup, jadi ia mneruskan perkataannya, “Aku tidak tahu kenapa, tapi setelah hari itu, aku tidak bisa melupakan wajahmu. Setelah mendengar kalau kau akan menjadi teman bermain putri, aku ingin bertemu denganmu lagi.”
Bo Kyung tersenyum bahagia dan mengangkat kepalanya. Setelah melihat kalau itu bukan Yeon Woo, Hwon menjadi kecewa. Ia menanyakan identitasnya yang membuat Bo Kyung menjadi bingung. Ia pun meminta maaf pada Bo Kyung dan berkata kalau ia sudah salah orang.
Hwon memelototi Hyung Sun dan pergi, meninggalkan Bo Kyung yang kebingungan. Ia melihat dayang istana yang dulu mengantarkan surat.
Putri Min Hwa dan Yeon Woo sedang membuat gelang persahabatan. Putri Min Hwa berkata kalau ia akan memberikan gelang itu pada Yeom. Yeon Woo juga berkata kalau ia akan memberikannya pada kakaknya. Min Hwa, “Jangan!Aku akan memberikan gelangku pada kakakmu, jadi kau akan memberikan gelangmu pada kakakku. Adil bukan?” Putri Min Hwa mengajaknya bermain, tapi Yeon Woo berkeras ingin membuat ulang gelangnya, karena gelangnya terlalu sederhana untuk seorang pangeran.
Bo Kyung kemudian bergabung dengan Yeon Woo dan menyimpulkan kalau yang ingin ditemui Hwon adalah Yeon Woo. Tapi di luar, para dayang istana bergosip kalau Putra Mahkota dan Bo Kyung terlihat bersama. Percakapan ini terdengar oleh ratu yang meminta penjelasan.
Hwon memarahi Hyung Sun karena telah membuat semuanya menjadi kacau. Hyung Sun membela diri kalau Yeon Woo sudah berbohong padanya. Hwon bertanya kenapa ia melakukan itu, karena tidak ada alasan baginya untuk menghindari dirinya. Apa ada?
Untuk mencari tahu tentang hal itu, mereka pun membuat diagram untuk menganalisa pikiran Yeon Woo.
Berdasarkan perhitungan Hyung Sun, Yeom menempati 70% pikiran Yeon Woo. Memiliki kakak yang luar biasa seperti itu membuat anak laki-laki lain tidak masuk dalam perhitungannya. Hwon pun menjadi cemas.
Selanjutnya, ia pasti terkena pesona teman-teman kakaknya. Yang Myung yang ceria menempati 20% dan Woon 10%. Woon disebutnya sebagai pria istana yang dingin (setara dengan kata-kata slang, pria kota yang dingin.)
Hwon tidak disebutkan, tapi ia bertanya titik terakhir yang ada di kepala Yeon Woo. Hyung Sun,”Itu adalah anda, Pangeran.” Hwon protes kenapa ia hanya menempati kepala Yeon Woo sekecil itu. Hyung Sun segera menjelaskan kalau itu karena Yeon Woo masih mengira dirinya sebagai pencuri dan mereka masih sering salah paham.
Hwon merasa sangat kesal dan menyuruhnya untuk menghadap ke dinding lagi, “Aku tidak tahan melihatmu!”
Tapi ada berita buruk, Hwon dibawa menghadap ayahnya yang meminta penjelasan atas rumor kalau ia bertemu secara diam-diam dengan putri Menteri Yoon. Hwon menjelaskan kalau pertemuan itu memang terjadi tapi itu adalah kesalahan. Ia punya perasaan pada teman Putri Min Hwa dan mencoba bertemu dengannya, tapi gadis itu bukan putri Menteri Yoon, tapi putri Menteri Heo. Raja langsung teringat dengan permintaan Yang Myung untuk menikahi Yeon Woo.
Raja memotong penjelasan Hwon dan berkata kalau ia akan berpura-pura kalau pengakuan perasaannya itu tidak ada. Ia memarahi Hwon, menekankan kalau tindakannya yang ceroboh itu bisa menempatkan Yeon Woo di tengah konflik politik. Ia akan memaafkan kejadian ini, tapi Hwon harus lebih menahan diri. Hwon berjanji kalau ia tidak akan menemui Yeon Woo lagi.
Saat Yeon Woo dan Bo Kyung bersiap untuk pulang, Bo Kyung merasa sangat kesal dan hampir membentak Yeon Woo, tapi ia berhasil menahan dirinya. Tapi ia ingin memutarbalikkan fakta dan berbagi rahasia dengan Yeon Woo. Ia bercerita kalau ia bertemu dengan Putra Mahkota yang mengaku kalau ia mengaguminya dari jauh. Yeon Woo terdiam sejenak.
Ibu Suri mulai mendorong pemilihan calon istri Hwon dan Raja mengungkapkan hal ini didepan dewan istana. Mereka memutuskan bahwa semua gadis yang belum menikah yang berumur antara 12 sampai 16 tahun, sementara waktu dilarang untuk menikah, jadi mereka bisa menjadi kandidat untuk menjadi istri pangeran.
Malam ini diadakan upacara penutupan akhir tahun di istana. Hwon memandang tanaman pemberian Yeon Woo dan bertanya pada Hyung Sun bunga apa yang sedang bertunas itu. Hyung Sun menjelaskan kalau itu bukan bunga, tapi sejenis selada. Hwon terus memandanginya dan bertanya-tanya apa artinya. Ia mendesah, “Sekarang, aku tidak bisa lagi mendengar jawabannya. Tidak akan pernah.” Ia menyuruh Hyung Sun untuk membuang tanaman itu.
Jadi ketika ia pergi ke tempat upacara dan bertemu dengan Yeon Woo, ia menatapnya dengan wajah dingin dan kosong. Ia teringat peringatan ayahnya, kalau perbuatannya bisa membuat Yeon Woo terluka dan Hwon pun pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Bo Kyung terlihat penasaran ketika melihat kejadian itu.
Di Seongucheong, tempat para peramal berkumpul, Nok Young mempersiapkan upacara itu dengan para bawahannya. Ini adalah acara tahunan yang dilakukan untuk mengusir hantu yang kabarnya ada di kediaman Pangeran Uiseong.
Ini adalah sebuah ritual, tapi juga pesta. Ketika para peramal melakukan tugasnya, para pejabat dan pelayan istana menikmati makanan dan minuman. Para penari mengenakan topeng yang besar dan seorang pria membawa kuas yang besar. Yang Myung tersenyum ketika melihat Yeon Woo yang memandang Hwon dengan penuh harapan. Ia membuka tangannya dan memandang gelang persahabatan yang dibuatnya untuk Hwon.
Hwon juga mencuri pandang ke arah Yeon Woo, tapi tetap berwajah dingin. Yang Myung bisa membaca situasi dengan baik dan merasa terluka.
Nok Young menempatkan dirinya ditengah-tengah tarian ritual. Tiba-tiba ia berada di puncak gunung di dekat makam seseorang. Tarianpun semakin hidup karena penari bertopeng ikut bergabung.
Saat Yeon Woo melihat tarian itu, ia mendengar suara yang memperingatkannya tentang takdir yang tidak bisa dihadapinya. Nok Young memberitahunya untuk memutuskan ikatan karena hanya inilah kesempatannya melarikan diri.
Yeon Woo memandang ke sekelilingnya, bejalan ke dalam keramaian dan mencoba untuk menemukan sumber suara itu. Tiba-tiba ia melihat Nok Young berdiri dengan menakutkan didepannya, berbicara langsung ke dalam pikiran Yeon Woo, “Kau harus segera melarikan diri selagi kau bisa.”
Yeon Woo kaget, ketika ia sadar, Nok Young sudah menghilang . Seseorang yang memakai topeng besar muncul di hadapannya yang membuat Yeon Woo ketakutan. Ia menjatuhkan gelang yang dibuatnya untuk Hwon. Orang bertopeng itu meraih tangannya dan membawanya pergi. Yang Myung melihatnya dan mengikuti mereka.
Ktika mareka sudah berada di tempat yang sepi, orang itu melepaskan topengnya, ternyata itu Hwon. Ia berkata pada Yeon Woo, “Apa kau mengenaliku?” Yeon Woo mengangguk. Hwon: “Katakan siapa diriku?”
Yeon Woo: “Negara ini…..” Hwon meneruskan kata-katanya, “Putra Mahkota, Lee Hwon.”
Yeon Woo terkejut. Tiba-tiba kembang api dinyalakan untuk perayaan itu. Semua orang memandang ke atas. Putri Min Hwa menatap Yeom dengan bahagia, sedangkan Bo Kyung memandang gelang persahabatan Yeon Woo yang jatuh ke tanah.
Hwon mengulangi kata-kata Yeon Woo ketika mereka pertama kali bertemu dan bertanya apa Yeon Woo benar-benar ingin ia melupakannya, “Aku minta maaf. Aku sudah mencobanya, tapi aku tidak bisa melupakanmu.”
Kemudian kelopak bunga berjatuhan disekitar mereka seperti saat mereka pertama kali bertemu.
Dari kejauhan, Yang Myung melihat mereka dengan patah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar