Jumat, 22 Juni 2012

Sanggar Belajar untuk Masyarakat Desa Borobudur

Sanggar Belajar untuk Masyarakat Desa Borobudur - Sejak Bulan Juni 2011, Java Learning Centre (Javlec) mengadakan kegiatan berupa Perpustakaan keliling di Desa Borobudur. Acara bulanan ini berisi kegiatan bermain sambil belajar untuk anak usia SD dan SMP. Karena ada tanggapan positif dari masyarakat, Javlec sedang dalam proses mengumpulkan dana untuk membuat Sanggar Belajar permanen.

Rencananya, pengelolaan sanggar ini akan bekerjasama dengan masyarakat di Dusun Maitan. Di wilayah tersebut, masyarakat mulai mengadakan kegiatan perekonomian yang berkaitan dengan turisme untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dengan adanya sanggar belajar, penduduk akan lebih mendapat akses informasi. Dan kedepannya, hal tersebut akan meningkatkan taraf hidup mereka.

Desa Borobudur memiliki Candi Borobudur di wilayahnya. Dalam setahun, lebih dari 2.500.000 wisatawan dalam dan luar negeri berkunjung. Namun, masyarakat sekitar banyak yang belum mendapat manfaat dari turisme. Dari 2.340 KK di Desa Borobudur, sekitar 800 KK ada di bawah garis kemiskinan.

Saat ini, Javlec dan Masyarakat Dusun Maitan pihak sedang mengumpulkan buku dan donasi untuk pembangunan sanggar belajar tersebut. Untuk sementara, buku-buku yang terkumpul dikelola oleh warga. Perpustakaan sementara ini menggunakan rumah seorang warga. Hingga saat ini terkumpul kurang-lebih 300 buah buku. Perpustakaan ini masih membutuhkan tambahan buku terutama jenis buku-buku anak untuk anak usia SD, dan buku-buku umum seperti buku agama, buku kesehatan, buku memasak, dan psikologi populer untuk para orangtua. Apabila rekan-rekan tertarik untuk berdonasi, silahkan hubungi Lutfi Retno Wahyudyanti melalui Lrwahyudyanti[at]yahoo.com. Kegiatan dan perkembangan sanggar belajar bisa dilihat melalui http://kotakpermen.wordpress.com/category/perpustakaan-borobudur/


Sebagian masyarakat di Desa Borobudur miskin karena mereka kurang mendapat informasi mengenai alternatif pendapatan. Sebagian besar warga mencari nafkah dari pertanian sesuai dengan nenek moyangnya. Padahal, rata-rata kepemilikan lahan yang kini tinggal 1000 m per KK apabila ditanami padi setahun dua kali dan palawija di sela-selanya, tidak cukup untuk menafkahi sebuah KK dengan empat orang anggota.


Luas kepemilikan tanah ini selalu berkurang akibat pertambahan penduduk dan tingginya permintaan tanah dari pendatang. Sanggar Belajar ini ke depannya akan membuat serangkaian kegiatan belajar dan pelatihan supaya masyarakat mampu memanfaatkan potensi turisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar